Monday 4 April 2011

True stories



Gak ada gunanya menyalahkan orang lain

Aku baru masuk kuliah saat bertemu dengan keluarga white, mereka sangat berbeda dengan keluargaku,namu aku langsung merasa betah n nyaman bersama mereka, aku dan jane white berteman di sekolah, keluarga white selalu menyambutku, apabila ku ke tempet mereka.
Dalam keluargaku, jika ada masalah, menyalahkan orang lain adalah hal yang biasa.
‘’ siapa yang melakukan ini??”” ibuku selalu membentak apabila mendapati dapur yang berantakan.
‘’ ini semua salahmu, kathrine’’ ayahku bersikeras jika kucing berhasil keluar dari rumah dan mesin cuci piring rusak.
Sejak kami kecil aku dan saudara-saudaraku saling mengadu , biasanya kami akan menyiapkan kursi untuk si terdakawa di meja makan.
Tapi keluarga white tidak mencemaskan siapa yang berbuat apa. Mereka merapihkan yang berantakan dan melanjutkan hidup mereka, indahnya hal ini kurasakan pada musim panas ketika temanku jane meninggal.
Keluarga white mempunyai 6 orang anak, tiga lelaki dan tiga perempuan, satu putranya meninggal ketika mash kecil, mungkin karena itulah kelima yang tersisa menjadi lebih dekat.
Di bulan juli aku dan ketiga putrid keluarga white memutuskan berjalan-jalan naik mobil, dari rumah mereka di Florida ke New York, dua yang tertua yaitu jane dan sarah adalah mahasiswa dan yang terkecil , Amy, baru menginjak enam belas tahun. Sebagai pemilik SIM baru yang bangga , amy gembira inggin melatih keterampilan mengemudinya, selama perjalanan itu. Dengan tawanya yang lucu, ia memamerkan SIMnya kepada siapa saja yang ditemuinya.
Kedua kakanya ikut juga mengemudikan mobil baru ini, sarah pada bagian pertama perjalanan,tapi ketika mereka sampai di daerah yang berpenduduk jarang, mereka membolehkan amy mengemudi. Di suatu tempat di south Carolina , kami keluar dari jalan tol untuk makan, setelah makan amy mengemudi lagi , ia tiba di perempatan dengan tanda stop untuk mobil dari arah kami, entah ia gugup atau tidak memperhatikan atau tidak melihat tandanya, tak ada yang tahu , dan amy terus menerjang perempatan tanpa berhenti. Pengemudi trailer semi traktor itu tak mampu mengerem pada waktunya, dan menabrak kendaraan kami.
Aku selamat dan hanya sedikit luka memar. Hal tersulit yang kulakukan adalah menelpon keluarga white dan memberitakan kecelakaan itu serta jane meninggal di tempat kejadian.. sesakit apapun perasaanku kehilangan seorang sahabat, aku tahu bagi mereka jauh lebih pedih kehilangan anak.
Saat suami istri white tiba di rumah sakit, mereka mendapatkan dua putri mereka di sebuah kamar. Kepala sarahdibalut perban; kaki amy digips. Mereka memelik kami semua dan menitikan air mata duka dan bahagia saat melihat putri mereka. Mereka menghapus air mata kedua putrinya dan menggoda amy hingga tertawa sementara ia belajar menggunakan kruknya.
Kepada kedua putrinya mereka, dan terutama kepada amy, berulang-ulang mereka hanya berkata, ‘’kami gembira kalian masih hidup’’.
Aku tercengang. Tak ada tuduhan , tak ada tudingan .
Kemudian aku bertanya mengapa keluarga white tidak pernah membcarakan fakta bahwa ‘’ amy yang mengemudi dan melanggar rambu-rambu lalu lintas, sehingga menyebabkan jane meninggal.
Bu white berkata; ‘’ jane sudah tiada , dan kami sangat merindukanya. Tak ada yang dapat kami katakan atau suatu perbuatan yang dapat menghidupkanya kembali, tapi hidup Amy masih panjang . bagaimana ia bisa menjalani hidup yang nyaman dan bahagia, jika ia merasa kami menyalahkanya atas kematian kakaknya??””
Mereka benar , akhirnya amy lulus kuliah kemudian menikah beberapa tahun kemudian, akhirnya aku belajar dari keluarga white : bahwa menyalahkan orang lain sbenarnya tidak penting, bahkan kadang-kadang tidak ada gunanya sama sekali.
‘’Kathy Johnson gale at, chicken soup for the college soul’’

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2010 hikarisoemarda | Design : Noyod.Com